Rabu, 19 Desember 2012

ketika idealisme harus dipertahankan

Setiap diri kita pasti bisa mengukur diri kita, dan mampu berkaca terhadap diri sendiri.
Seburuk apa, dan sebaik apa. Bahkan kita pun, perbuatan kita selama ini.. banyak baik atau buruknya.. Terlepas dari diterima atau tidaknya amal ibadah kita tersebut.

Dunia kampus, adalah dunia ideal bagi kita, saya khususnya. Dimana kita dapat mendapatkan fasilitas dengan mudah. Fasilitas dalam hal ini siraman rohani. Tentunya dalam fase ini, kita cukup mudah mempertahankan idealisme. Idealisme yang saya maksud disini adalah prinsip-prinsip bagaimana kita menjalani kehidupan ini.

Mempertahankan idealisme itu tidak mudah..
 
Hmm..saya sedang merindukan masa-masa kuliah. Sungguh mempertahankan idealisme paska kampus itu memang tidak mudah. Hal pertama yang ditanyakan kepada kita, muslimah khusunya "mbak, kok jilbabnya gedhe amat? Kok jilbabnya dobel-dobel?"
Ini adalah ladang amal bagi kita ketika menjawabnya dengan senyum dan menjelaskan kenapa kita begini. Kenapa jilbab kita gedhe dan dobel-dobel. Penjelasannya pun tidak harus sepaneng, agar tidak melukai mereka yang alhamdulillah sudah berjilbab namun masih kecil.
Hal di atas adalah hal kecil yang dipertanyakan, masih banyak hal lain kali yang akan mereka tanyakan.
Bersabarlah,
Karena Allah bersama orang-orang yang sabar..
Persiapkan..
 
Persiapan yang matang untuk perang yang sesungguhnya. Saat kita pulang kampung nanti, kondisinya sangat jauh berbeda dengan kondisi kita di dunia kampus. Pastikan keberadaan kita menjadi bermanfaat bagi diri kita, keluarga, orang lain dan masyarakat. Maka saran saya untuk adik2 saya, siapkan bekal dari sebelum lulus agar pada saat masanya tiba kita jauuuuh lebih kuat. 

Bagaimanapun, lilin idealisme keislaman kita harus terus menyala..

Ya Muqallabal Qulub, tsabbit qalbi 'ala dinik..
Engkau yang Maha Pemilik Hati kami, bantulah agar hati-hati ini tetap teguh dan istiqomah di jalanMu.

Aamiin..

Rina Ristiyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar