Selasa, 27 Desember 2011

karena kamu dihatiku-sahabatku


Karena kamu di hatiku,

Hadeuh, ngliat judulnya rasanya seperti ungkapan seorang perempuan kepada lelaki. Begitu juga sebaliknya. Ahh, rasanya bukan itu maksud saya. Karena kamu sahabatku, kamu di hatiku. Ini tepatnya yang ingin saya tuangkan dalam tulisan kali ini.

Rasanya setiap dari kita tidak mungkin bisa hidup sendirian, tanpa ada orang yang memahami diri kita. Bisa diartikan ibu dan ayah kita, saudara kita, teman kita bahkan pasangan kita. Namun terkadang, proses pengenalan yang kurang sempurna membuat kita kurang faham dengan pasangan kita. Entah kita yang tak faham dengan mereka, ataupun mereka yang tak faham dengan kita. Yah, namanya juga interaksi antara dua belah pihak, harus sama-sama ngerti dan sampai informasinya, agar pengkodingan juga berjalan sempurna. Atau proses transkripsi sukses dibaca oleh RNAmessenger. 

Hemm, menilik permasalahan yang umum terjadi, terkadang orang yang sangat akrab bisa berubah hubungan laiknya kucing dengan anjing. Yah, mungkin karena sama-sama faham dengan karakter masing-masing tetapi keduanya sama-sama memiliki ego yang tinggi. Seperti hubungan seseorang dengan sahabatnya. Diam-diaman yang terjadi adalah dalam rangka proses “bagaimana sih kamu ngertiin aku?” ya, semua ingin dimengerti. Tidak jarang, mereka sudah tahu bagaimana penyelesaiannya tapi ada berbagai pilihan yang membuat mereka enggan untuk memperbaikinya.

1. 1.      Aku tidak mau kecewa lagi sama kamu.
    
    2.   Aku masih mau menghargai kamu sebagai kenangan manis untuk dikenang.
3.     
    3.   Aku tahu, tapi ingin liat seberapa usaha kamu untuk ngedapetin aku lagi.
4.       
    4.  Aku enggan, aku nyaman dengan dia.
5.     
         5.   Aku bingung bagaiman aku mulai mendekatimu lagi.

Dari lima alasan yang saya ungkapkan, satu hal yang musti diinget, sahabat itu susah dicari. Sudahkah kita menyamankan dia? Meski terkadang kita juga ingin dinyamankan(nah yang ini, hati2 tidak ikhlas) ^^d

Allah itu tahu bahkan lebih tahu dari pada diri kita sendiri, saat kita mampu menyamankan diri kita untuk orang lain. Maka yakinlah Allah akan pula menyamankan kita, dengan cara yang lebih indah.

Wallahua’lam.. ^____^