Cinta (lagi-lagi)
Cinta adalah sebuah pekerjaan. Sebuah pekerjaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia. Cinta merupakan pekerjaan mulia. Karena pekerjaan ini menuntut pengorbanan yang lebih dan butuh diuji. Cinta adalah kata kerja aktif. Kata kerja yang berarti memberi. Memberi adalah pekerjaan. Sebab dalam pekerjaan cinta berarti memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi yang diberi cinta. Sungguh, pekerjaan ini terlampau berat. Dan dibutuhkan jiwa-jiwa yang berkepribadian yang tangguh dalam melakukannya.
Pekerjaan cinta memiliki taruhan yang teramat besar bagi pelaku cinta. Kepercayaan salah satu contohnya. Yapp, kepercayaan pemberi cinta merupakan taruhan yang teramat besar yang siap dikorbankan oleh para pemberi cinta kepada yang dicinta. Karena jalan hidup tidak selalu linier. Terkadang hidup harus seperti kurva sigmoid, yang siap naik turun. Ada fase lag, leg, stationer dan eksponensial. Saat mendekati fase menurun, maka kita harus bersegera menumbuhkan cinta kembali menjadi fase eksponensial. Tentu saja, kontrol diri para pelaku cinta menjadi kuncinya. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Satu kutipan nasyid, yang saya lupa siapa munsyidnya. Kira-kira begini liriknya :
Cinta, begitu indah terasa
Cinta mutiara manusia
Fitroh dari Sang Maha
Tumbuh dalam daun-daun cinta
cinta itu tak buta,
Wajarlah dalam mencinta,
Cintailah cinta karena Allah semata
karena ia bukanlah cinta dusta
Allah pun menegaskan dalam Al Qur’an surat At Taubah:24, sebelas tingkatan cinta dan rambu-rambu cinta agar ia diletakkan di tempat dan di bagian yang semestinya. “Katakanlah, “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kamu, keluarga-keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasulNya, dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” Ya, dari ayat tersebut sebelas tingkatan cinta yang tersirat yaitu cinta Allah, cinta Rasul, cinta Jihad, cinta orang tua, cinta anak, cinta saudara, cinta pasangan kita, cinta kaum keluarga, cinta harta kekayaan, cinta perdagangan dan cinta rumah/tempat tinggal. Begitulah kira-kira tingkatan cinta yang dengan mengamalkannya kita akan merasakan manisnya iman.
Nah kalau yang ini pesan dari InTeam judulnya Cintailah Ilahi :
Jika mencintai bunga, sedarlah bunga itu akan layu
Jika engkau cintakan manusia, sedarlah suatu hari dia akan pergi
Jika engkau mencintai harta, harta itu nanti engkau akan tinggalkan
Jika engkau cintakan Ilahi, hanya Dia yang kekal abadi
Cintailah Ilahi,
Itu cinta haqiqi.. J
Pesan saya, tidak ada yang salah dengan cinta. Cinta itu fitrah dan anugerah, tapi semua itu harus semata-mata karena Allah. Allah yang menciptakan kita, memberikan kita semua nikmat hidup yang kita rasakan saat ini. Allah Maha Kuasa atas diri kita. Jadi, niatkan cinta kita hanya karenaNya dan untukNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar